-->

MENYIAPKAN MAKANAN PENUTUP UNTUK DIET KHUSUS

 A. MENGIDENTIFIKASI JENIS-JENIS MAKANAN DIET
Makanan untuk diet khusus sebaiknya memperhatikan bahan makanan yang digunakan dan teknik pengolahan makanan tersebut. Penggunaan bahan makanan untuk setiap diet biasanya berbeda tergantung kepada jenis diet yang dilakukan. Ada berbagai macam diet yang sering dilakukan, diantaranya adalah diet tinggi kalori dan tinggi protein, diet rendah kalori, diet rendah lemak dan tinggi serat. Setiap diet tersebut memiliki kekhasannya masing-masing. Agar diet yang dijalani berjalan dengan baik, maka penggunaan bahan makanan pada diet tertentu harus tepat. Bahan makanan yang diperbolehkan untuk dikonsumsi dan bahan makanan yang dilarang untuk dikonsumsi menjadi pedoman dalam menyajikan diet tersebut.



1. Bahan Makanan Yang dianjurkan

Mentega tawar, mentega jenis ini rendah kandungan garam, dan baik digunakan sebagai bahan pembuatan aneka kue bagi mereka yang menjalani diet rendah garam.

Tepung terigu protein sedang, baik digunakan bagi mereka yang menjalani diet tinggi protein.
Wholewheat flour, merupakan tepung yang berasal dari gandum. Bahan makanan ini tinggi kandungan seratnya dan baik bagi mereka yang menjalani diet rendah kolesterol dan tinggi serat. Bahan ini baik bagi penderita jantung dan kelebihan lemak, karena memiliki sifat menyerap kelebihan lemak .
Susu Skim dan susu kedelai, baik digunakan bagi mereka yang menjalankan diet rendah lemak dan tinggi protein. 

Madu, baik digunakan sebagai pengganti gula pasir yang tinggi kandungan glukosanya. Madu sebagai bahan pemberi rasa manis, selain rendah kalori juga manfaat kesehatannya cukup tinggi. 
Havermut, bahan ini terbuat dari biji gandum, yang sifatnya membantu penyerapan lemak dalam usus.
Gula palem, tingkat kemanisannya lebih rendah dari gula kastor, yaitu hanya 65 %.
Sayuran dan buah-buahan, selain kaya vitamin dan mineral, juga rendah lemak dan tinggi kandungan serat. 

Kacang-kacangan. Bahan makanan ini baik sebagai sumber protein yang murah, dan kandungan lemaknya juga sehat, serta mudah diserap oleh tubuh. 
Yoghurt, susu fermentasi ini baik digunakan sebagai sumber protein yang mudah dicerna.

2. Bahan Makanan Yang dilarang

Makanan yang berlemak tinggi.
Minuman yang mengandung alkohol 
Minuman yang menghambat proses penyerapan zat gizi bagi tubuh, seperti teh dan kopi.
Makanan berkadar gula tinggi 
Makanan yang diawetkan (dikalengkan), karena tinggi garam dan tinggi kandungan gula. 

B. MENGHITUNG JUMLAH BAHAN SESUAI DENGAN RESEP DIET

Menyajikan makanan untuk diet khusus, selain berpedoman kepada bahan makanan yang digunakan, juga mempedomani jumlah atau porsi makanan yang akan disajikan. Bila makanan yang disajikan melebihi dari jumlah makanan yang seharusnya dalam diet tersebut, maka akan berdampak kepada kesehatan mereka yang menjalani diet tersebut. Demikian pula jika kekurangan porsinya, juga akan berdampak terhadap kebutuhan mereka terhadap makanan tertentu. Posri untuk makanan penutup bagi mereka yang menjalani diet sebenarnya sama dengan porsi makanan penutup bagi mereka yang tidak menjalani diet yaitu 50 hingga 100 kalori per porsi. Dengan adanya daftar komposisi bahan makanan memudahkan kita mengetahui berapa energi yang dihasilkan dari bahan makanan tersebut. Ini erat kaitannya dengan penyusunan menu terutama dalam menentukan porsi dari makanan yang akan disajikan. Mengetahui jumlah energi yang dihasilkan bahan makanan akan menuntun kita untuk memperkirakan penggunaan bahan tersebut dalam menu. Hal ini untuk menghindari terjadinya kelebihan atau kekurangan energi dari susunan menu yang akan disajikan. Tidak hanya jumlah enegi protein saja yang diketahui dari daftar komposisi bahan makanan, namun semua zat gizi makro dan mikro dapat diketahui, karena dicantumkan pada daftar tersebut. Agar dapat mengetahui daftar komposisi bahan makanan yang lengkap dapat dilihat pada lampiran.
Dalam menyusun makanan penutup untuk diet harus diperhatikan:

Jenis diet yang dijalani (diet tinggi kalori tinggi protein, diet rendah kolesterol, diet rendah kalori dan bebas gula serta lain sebagainya)

Jumlah kalori yang seharusnya disajikan dalam diet tersebut 1500 kalori, 2000 kalori dan sebagainya. 
Zat gizi apa yang sangat dianjurkan bagi diet tersebut (apakah karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral). Berapa jumlah/ porsi yang dianjurkan bagi diet tersebut. 
Apakah bahan makanan yang digunakan tidak bertentangan dengan bahan makanan lain yang terdapat dalam diet tersebut. Sebaiknya menggunakan bahan yang memiliki sifat saling menguntungkan diantara bahan makanan yang digunakan, karena interaksi positif pada bahan makanan sangat diperlukan dalam makanan diet. 

C. MENGOLAH MAKANAN PENUTUP UNTUK DIET
Mengolah makanan penutup untuk diet khusus, pada prinsipnya adalah sama dengan hidangan penutup untuk giliran makanan pada umumnya. Semua hidangan dengan citarasa manis, dapat disajikan untuk makanan penutup. Hanya saja pada diet khusus penggunaan bahan yang sedikit berbeda. Bahan-bahan yang digunakan untuk diet khusus lebih mempertimbangkan segi kesehatan, namun tidak mengabaikan citarasa dari makanan tersebut. Makanan penutup untuk diet khusus dapat berupa cake, puding, buah-buahan.

D. MENYIAPKAN MAKANAN PENUTUP UNTUK DIET KHUSUS
Menyiapkan makanan penutup untuk diet dimulai dari persiapan hingga penyajian. Semuanya harus dikontrol sedemikian rupa agar makanan yang disajikan memenuhi standar diet namun tetap memperhatikan citarasa dan estetika dari makanan yang disajikan hingga penyajian makanan tersebut.

Persiapan Persiapan makanan untuk diet harus benar-benar diperhatikan. Dimulai dari pemilihan bahan hingga mengukur dan menimbang jumlah bahan yang dapat digunakan sesuai dengan diet yang mereka lakukan.

Pengolahan Mengolah makanan penutup untuk diet sebaiknya dengan metode yang sederhana. Pengolahan dengan cara direbus dan dikukus merupakan pilihan yang terbaik jika dibandingkan dengan dioleh dengan cara digoreng. Menggoreng makanan, membuat hidangan ini menjadi tinggi kandungan lemak jenuhnya. Namun jika memang harus diolah dengan cara digoreng, pilihlah minyak yang rendah kandungan kolesterol dan tinggi kandungan lemak tak jenuh.

Menyajikan dan Menyimpan Menyajikan makanan penutup untuk diet harus berpedoman kepada jumlah kalori yang dapat disajikan dalam suatu susunan menu diet. Porsi yang disajikan hendaknya tidak melebih dari kebutuhan. Selain mempertimbangkan porsi juga harus dipertimbangkan cara penyajiannya. Alat hidang yang digunakan serta bagaimana suhu yang baik sesuai denagn jenis makanan penutup yang akan dihidangkan. Oleh karena itu tempat penyimpanan yang tepat sangat menentukan kualitas dari makanan penutup yang akan disajikan

0 Response to "MENYIAPKAN MAKANAN PENUTUP UNTUK DIET KHUSUS"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel